Kamis, 06 Januari 2011

infasi polandia

Bulan Maret 1938 masuklah tentara Jerman ke Austria. Bulan September 1938 Inggris dan Prancis mengalah pada Perjanjian Muenchen, dan bulan berikutnya Jerman menduduki Sudetenland, sebagian wilayah Cekoslowakia. Bulan Maret 1939 Hitler menyerbu seluruh Cekoslowakia, bertentangan dengan Perjanjian Muenchen. Inggris dan Prancis tidak bergeming, kelemahan Perdana Menteri Neville Chamberlain dan Perdana Menteri Edouard Daladier justru membangkitkan semangat Hitler untuk melanjutkan agresinya. Calon mangsa berikutnya adalah Polandia.
Kalangan militer Jerman sangat khawatir bahwa penyerbuan ke Polandia akan menghabiskan kesabaran Inggris, yang telah memberikan jaminan kedaulatan Polandia. Tapi Hitler berpendapat bahwa Inggris tidak akan berperang semata-mata hanya karena soal Polandia. Kekhawatiran lain adalah tentang Soviet Rusia, kalau Stalin mengambil tindakan dan Inggris Perancis juga. Maka Jerman akan terjepit diantara dua medan perang.
Hitler tetap pada pendiriannya untuk menyerang Polandia. Tanpa sepengetahuan jendral-jendralnya Hitler telah mengadakan perjanjian saling tidak menyerang dengan Stalin pada 22 Agustus 1939. Satu kekhawatiran telah teratasi, maka pada tanggal 1 September 1939, pukul 04.45 pagi, masuklah tentara Jerman melewati perbatasan Polandia tanpa menyatakan perang terlebih dahulu. Tembakan-tembakan dari kapal latih Jerman Schleswig Holstein terhadap sebuah markas garnisun Polandia di Westerplatte merupakan tembakan pertama pembuka Perang Dunia II.
Pada pukul 11, tanggal 1 September itu, Hitler menyatakan dalam sebuah pidato kepada Reichhstag (parlemen), bahwa Polandia telah diserbu. Reaksi Inggris atas serangan itu, pada tanggal 3 September Perdana Menteri Chamberlain menyatakan perang kepada Hitler, dan beberapa jam kemudian, atas desakan Inggris, Perancis pun menyatakan perang. Perang Dunia II telah pecah!
Kekuatan Pasukan
Dari sudut jumlah kekuatan kedua pihak tidak berbeda jauh. Jerman mengerahkan 56 divisi dan Polandia 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda. Tapi dalam medan perang ini, yang menentukan bukanlah jumlah, tapi kecepatan Luftwaffe dan pasukan berlapis baja (divisi Panzer) yang bekerja sama erat sekali.
Pasukan Jerman terdiri dari lima Army Group dan cadangan, semua dibawah komando General Walther von Brauchitsch. Serangan dibagi menjadi tiga arah, dari Silesia/Moravia dan Slovakia, Western Pomerania, East Prussia. Serangan dari Silesia/Moravia dan Slovakia oleh Army Group South dipimpin oleh General Gerd von Rundstend dengan kekuatan 18 infantri, 4 slovak infantri, 4 divisi Panzer, 2 divisi bermotor, 4 divisi bermotor ringan. Army Group South mempunyai formasi kendaraan terkuat terdiri dari lebih 2000 tank dan 800 armored cars. Army Group North terdiri dari 2 group army yaitu Tentara ke-4 (8 infantri, 2 divisi bermotor, 1 divisi Panzer) dipimpin General Gunther von Kluge menyerang dari Western Pomerania. Tentara ke-3 (11 infantri, 1 divisi Panzer) dipimpin General Georg von Kuechler menyerang dari East Prussia. Army Group North dengan total 600 tank dan 200 armored cars dibawah komando Colonel General Feodor von Bock. Ketiga jurusan penyerangan langsung mengarah ke Ibu Kota Warsawa dan menghancurkan kekuatan Polandia di barat Sungai Vistula. Total kekuatan Jerman terdiri 1.850.000 tentara, lebih 3.100 tank dan 10.000 altileri, 2.085 pesawat.
Sedangkan pasukan Polandia berkekuatan 39 divisi infantri, 11 brigade berkuda, beberapa divisi tank semua dipimpin Marshal Edward Smigly-Ridz. Hanya pasukan-pasukan tersebut belum termobilisasi dan tidak siap untuk berperang, dan semua divisi-divisi tersebut dipencarkan untuk melindungi garis pertahanan sepanjang 1.600km. Sehingga kekuatan Polandia kuat di semua lini sekaligus lemah sepanjang garis. Total kekuatan Polandia terdiri dari 1.000.000 tentara, 900 tank, 4.300 altileri dan 435 pesawat. Sebagian saja persenjataan Polandia yang modern, sebagian besar sudah kuno, dikarenakan baru 1936 Polandia memulai program peremajaan senjatanya.
Serangan Jerman
Serangan didahului dengan pemboman dari udara oleh Luftwaffe, pembom tukik Stuka menghancurkan ratusan pesawat udara Polandia yang berpangkalan di lapangan terbang, sehingga superioritas di udara segera direbut Jerman. Pusat jalan kereta api dihancurkan, dan pusat mobilisasi tentara Polandia dihujani bom. Setelah angkatan perang Polandia dilumpuhkan, menerjanglah pasukan-pasukan bermotor Jeman jauh kedalam wilayah Polandia.
Pada awal September tanggal 1 dan 2, telah terjadi pertempuran sengit (Pertempuran Mlawa, Pertempuran Pomerania). Tentara Polandia bertempur mati-matian sambil mundur teratur ke timur dan berusaha mempertahankan garis pertahanan dan menghambat laju pasukan Jerman. Pada Tanggal 3 September Pasukan Jerman berhasil memutus rantai suplai pasukan Polandia. Pada hari yang sama Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi tidak mengambil tindakan yang serius untuk membantu Polandia. Pasukan Polandia yang sebagian besar terdiri dari pasukan jalan kaki tidak mampu membalas ofensif dan membela garis pertahanan dari serangan Jerman dengan Panzernya. Banyak unit-unit pasukan yang terkepung dan dihancurkan.
Pasukan Polandia bertempur mati-matian mempertahankan wilayah, tetapi bantuan dari Inggris dan Perancis yang sangat diharapkan tidak datang juga. Pada tanggal 6 September, ofensif Army Group South mencapai Cracow dengan memaksa Army Krakow untuk mundur ke timur. Pada hari yang sama, setelah melalui pertempuran hebat, Piotkrow Trybunalski menyerah setelah ofensif yang gagal terhadap Army Group North.
Setelah ofensif dari kedua sayap Army Group dengan formasi yang seperti menjepit, maka pada 8 September Jerman mencapai Warsawa. Serangan terhadap Kota Warsawa dimulai tanggal 9 September, tentara Polandia berhasil bertahan menghadapi serangan Jerman. Bahkan berhasil melakukan ofensif balasan yang melahirkan pertempuran hebat (Pertempuran Bzura). Pasukan Polandia dari Army Pomorze dan Poznan melakukan ofensif untuk memukul mundur Jerman, tetapi karena suplai makanan dan amunisi yang terputus, ofensif tersebut gagal dan pada 20 September pasukan berhasil didesak ke Warsawa.
Invasi Soviet
Sementara itu, pada Minggu 17 September Tentara Merah menyerbu Polandia dari timur “membebaskan” dan “melindungi” Belorussians dan Ukraina di Polandia Timur. Serangan datang sebagai kejutan dan mobilisasi sisa tentara Polandia untuk menghadapinnya mustahil. Invasi Soviet ini adalah bagian dari pakta Ribbentrop-Molotov yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939, yang didalamnya berisi perjanjian non-agresi dan perjanjian pembagian wilayah Polandia antara Jerman-Soviet. Kekuatan invasi Soviet itu terdiri dari dua front – Fro t Ukraina pimpinan General Timoszenko dan Front Belarus pimpinan Genaral Kowalow. Kedua front terdiri dari 1,5 juta tentara, 6191 tank, 1800 pesawat dan 9140 artileri. Setelah melalui pertempuran sengit, pada tanggal 18 September, Soviet menguasai Wilno, diikuti oleh Grodno dan Lwow pada 22 September, dan mencapai Sungai Bug pada tanggal 23 September. Komando Tinggi Polandia memerintahkan untuk tidak melawan Tentara Merah kecuali bila dilucuti senjata atau ditawan, karena melihat Soviet datang untuk membantu mereka melawan Jerman dan tidak memusuhi. Tapi pihak Polandia segera menyadari bahwa Soviet juga bermaksud untuk menjajah dan perlawananpun terjadi. Ofensif Soviet berhenti di garis dari Prusia Timur ke Sungai Bug.
Polandia Hancur
Serangan Jerman terhadap Warsawa berlangsung mulai 9 September hingga 24 September, pada tanggal 25 September serangan langsung melalui darat dan bombardir dari udara mulai dilakukan terhadap kota. Meskipun dapat bertahan, akhirnya tanggal 28 September Warsawa dapat direbut, lebih karena kondisi yang sulit dan kehabisan suplai baik makanan maupun persenjataan. Dan hingga 6 Oktober sisa-sisa pasukan Polandia dapat dilumpuhkan.
Blitzkrieg Lahir
Secara umum, Invasi Polandia mendemonstrasikan peperangan dengan kombinasi kecepatan dan kekuatan oleh divisi lapis baja (Panzer Divisions). Dan masa peperangan dengan pasukan besar dan kavaleri yang saling berhadapan berakhir. Dunia telah berkenalan buat pertama kali dengan suatu bentuk perang modern, perang kilat mekanis, Blitzkrieg yang berdasarkan dua unsur: kecepatan dan pendadakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar